Rabu, 15 Juni 2016

EKUITAS MEREK DAN PERAN MEREK BAGI PERUSAHAAN (Bella Rachmawati S)

Asal usul merek itu sendiri berpangkal di sekitar abad pertengahan di Eropa, pada saat perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Fungsinya semula untuk menunjukkan asal produk yang bersangkutan. Baru setelah dikenal metode produksi massal dan dengan jaringan distribusi dan pasar yang lebih luas dan kian rumit, fungsi merek berkembang menjadi seperti yang dikenal sekarang ini. Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan dalam hal mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat kabar,  majalah,  dan tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi, radio dan lain-lain. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam dunia perdagangan barang dan jasa ahkir-akhir ini maka tidak heran jika merek memiliki peranan yang sangat signifikan untuk dikenali sebagai tanda  suatu produk tertentu di kalangan masyarakat dan juga memilki kekuatan serta manfaat apabila dikelola dengan baik. Merek bukan lagi kata yang hanya dihubungkan dengan produk atau sekumpulan barang pada era perdagangan bebas sekarang ini tetapi juga proses dan strategi bisnis. Oleh karena itu, merek mempunyai nilai atau ekuitas. Ekuitas menjadi sangat penting karena nilai tersebut akan menjadi tolak ukur suatu produk yang ada dipasaran. (Sulajadech. 2011)

Ekuitas Merek
Pengertian ekuitas merek menurut Kotler (2003;350) bahwa “Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asossiasi merek dan berbagai aset lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan jaringan distribusi”.
Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2000;462), yaitu:
a)      Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil
b)      Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer
c)      Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya
d)     Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek
e)      Merek itu dilindungi perusahaan dari harga yang ganas
Suatu nama merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan. Hal itu membutuhkan pemeliharaan atau peningkatan kesadaran merek, mutu dan fungsi yang diyakini dalam merek itu. Ekuitas merek dapat menambah atau mengurangi nilai produk bagi konsumen, ekuitas merek juga mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Dengan demikian Ekuitas Merk adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual (Prasetyo. 2013)

Peran Merek
Di dalam buku Manajemen Pemasaran (Kotler & Keller, n.d, hlm. 259) disebutkan bahwa Dengan adanya merk, perusahaan dapat dengan mudah membuat produk yang beda dengan yang lain sehingga diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan.
Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan diantaranya.
1.      Merek menyederhanakan penanganan atau penulusuran produk.
2.      Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3.      Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unit produk.
Di dalam buku Manajemen Pemasaran (Kotler & Keller, n.d, hlm. 259) bahwa Nama merek dapat dilindungi melalui nama dagang terdaftar; proses manufaktur dapat dilindungi melalui hak paten; dan kemasan dapat dilindungi melalui hak cipta dan rancangan hak milik. Hak milik intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah aset yang berharga. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali, serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. Loyalitas juga dapat diterjemahkan menjadi kesediaan pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi, sering kali 20%-25% lebih tinggi daripada merek pesaing. Meskipun pesaing dapat meniru proses manufaktur dan desain produk, mereka tidak dapat dengan mudah menyesuaikan kesan yang tertinggal lama dipikiran orang dan organisasi selama bertahun-tahun melalu pengalaman produk dan kegiatan pemasaran. Artinya, penetapan merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif. Kadang-kadang pemasar tidak melihat arti penting loyalitas merek sampai mereka mengubah elemen penting merek, seperti yang disadari Federated Department Stored ketika perusahaan ini membeli pengecer Chicago melegenda, Marshall Field’s.
Merek ialah istilah, nama, tanda simbol atau rancangan (kombinasi) dari hal-hal tersebut guna mengidentifikasi suatu barang atau jasa. Merek berperan penting untuk menjebatani atau menghubungkan konsumen dengan penjual atau produsen. Ekuitas merk ialah nilai suatu merk barang maupun jasa berdasarkan seberapa kuat merek tersebut memiliki loyalitas merk, ekuitas merk dapat di ukur, dan bermanfaat untuk membantu perusahaan atau penjual dalam melaksanakan manajemen perusahaan dalam menyusun langkah atau strategi dalam menjalankan perusahaan tersebut. (Agus Prasetyo. 2013)
Saya harap dengan adanya artikel yang saya tulis ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui pentingnya ekuitas merek dan peran merek bagi perusahaan. Terimakasih sudah membaca artikel saya, semoga pembaca berkenan untuk memberikan saran guna memperbiaki artikel ini,.

Daftar Rujukan
Prasetyo, A. (2013). Merk Equity. Diambil 2 Juni 2016, dari http://makalahpaijo.blogspot.co.id/2013/04/merk-equity.html
Sulajadech. (2011). Makalah Tentang Merk. Diambil 2 Juni 2016, dari https://sulajadech.wordpress.com/2011/06/13/makalah-tentang-merk/
Manajemen Pemasaran (Kotler, P. & Keller, K.L. Tanpa Tahun, hlm. 259)
Manajemen Pemasran (Kotler, Armstrong. 2003, hlm. 350)

Manajemen Pemasaran (Kotler, P. 2000, hlm. 462),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar