Rabu, 08 Juni 2016

AKUNTANSI KAS DALAM PERUSAHAAN (Erwin Fahrurozi)

Dalam kehidupan sehari-hari, kas sangat penting baik dalam rumah tangga konsumsi, maupun rumah tangga produksi (perusahaan). Hampir setiap kegiatan dalam perusahaan berkaitan dengan dana kas. Seperti yang kita ketahui kas merupakan uang tunai, baik kertas maupun logam. Tetapi,  dalam pengertian umum kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. sedangkan menurut Soemarso (2007), kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Kas tidak hanya berupa uang kertas atau logam, kas juga dapat berbentuk cek, contohnya seperti (1) Simpanan di bank dalam bentuk giro. (2) Treveler’s chek yang digunakan  khusus untuk perjalanan. (3) Momey order yaitu surat perintah membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan keperluan pengguna. (4) Cashier’s chek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk suatu saat dicairkan di bank itu juga. (5) Bank draft, yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah melalui penyetoran terlebih dahulu di bank pembuat. (Febriza, 2011)
Selain itu, ada beberapa yang tidak termasuk dalam kas seperti : (1) Cek mundur yaitu cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang. (2) Deposito berjangka yaitu simpanan yang penerikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu. (3) Berbagai surat berharga. (5) Wesel atau catatan dari surat-surat perjanjian yang diharapkan. (6) Kas yang diselisihkan untuk tujuan tertentu dalam bentuk dana (funds). Misalnya diselisihkan untuk membayar deviden, untuk pelunasan pinjaman obligasi dan lain-lain. Karena kas memiliki sifat, antara lain volume fisik kecil, nilainya tetap (sebesar nilai nominalnya), tidak adanya identifikasi pemilikan dan sangat mudah dipindahtangankan, maka untuk mencegah terjadinya penyelewengan perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas dan berbagai surat berharga. (Ahmad, 2011)
Ciri-ciri kas adalah dapat digunakan segera sebesar nilai nominalnya. Sehingga yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat pembayaran dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat digolongkan sebagai kas. Fungsi kas dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas. Tanpa kas kegiatan suatu perusahaan tidak akan bisa berjalan lancar.
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang bagaimana cara pengawasan terhadap kas? bagaimana cara menghitung uang kas ? apakah penyebab terjadinya selisih kas ? Diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami inti dari pembahasan artikel ini sehingga mampu untuk mengaplikasikannya dalam dunia kerja perusahaan.

Pengawasan Kas
Karena sifatnya yang sangat mudah dipindah tangan dan tidak dapat dibuktikan pemilikannya, kemungkinan terjadinya penyelewengan akan besar, maka perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap kas. Dalam penerimaan uang, langkah-langkah pengawasan intern perusahaan terhadap kas antara lain (1) Menetukan fungsi-fungsi dalam penerimaan secara jelas, dan menetapkan agar setiap penerimaan kas segera dicatat dan disetor ke bank. (2) Mengadakan pemisahan fungsi antara pengurus/perusahaan (penerimaan dan penyimpanan) dengan pencatatan kas. (3) Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas (4) Menetapkan pelaksanaan laporan kas setiap hari. Sedangkan dalam pengeluaran uang langakah-langkah pengawasan kas yang perlu dilakuakan pertama adalah (1) Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. (2) Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-dokumen yang lengkap) atau digunakan sistem voucher. (3) Pembentukan kas kecil yang diawasi dengan ketat. (4) Melakukan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas. Langkah terakhir, perusahaan tinggal melakukan pemeriksaan intern dalam waktu yang tidak tentu dan penetapan untuk membuat laporan kas harian.
Jadi, untuk menerapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas tersebut, kita perlu membentuk dana kas kecil (petty cash funds). Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Setelah itu kita mengadakan rekonsiliasi antara saldo kas menurut laporan bank untuk setiap periode dan menggunakan system voucher dalam melakukan pembayaran atau pengeluaran uang.

Perhitungan Uang Kas
Dalam melalukan pemeriksaan terhadap kebenaran pencatatan uang kas, perlu diadakan perhitungan uang kas yang dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada yaitu saldo awal ditambah penerimaan kas dan dikurangi pengeluaran kas. Sedangkan cara ke dua yaitu pemeriksaan saldo kas secara fisik, yaitu menghitung uang yang ada di dalam kas dan menghitung semua yang termasuk kas (Dwix, 2013). Dalam melakukan pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, secara umum dibuat bagan sebagai berikut:
Saldo kas awal bulan
Rp. XXX
Penerimaan kas selama satu bulan
Rp. XXX +
Rp. XXX
Pengeluaran kas selama satu bulan
Rp. XXX -
Saldo kas akhir bulan
Rp. XXX
Pemeriksaan saldo kas secara fisik, dilakukan dengan cara menghitung fisik uang tunai yang ada pada brangkas serta semua yang termasuk kas (cek, bilyet giro, buku simpanan pada bank dan yang lainnya). Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pemeriksa, disaksikan oleh dua orang atau lebih dan diawasi oleh akuntan (jika perusahaan menggunakan jasa akuntan).

Selisih Kas
Jika terdapat perbedaan selisih antar jumlah uang kas menurut buku dengan jumlah yang ada secara fisik, perlu diadakan penelitian secara seksama, untuk mengtahui sebab- sebab terjadinya perbedaan tersebut Dwix (2013);: (a) Kesalahan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas atau pun jurnal pengeluaran kas. (b) Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehan (kecil), kemudian dibulatkan ke atas atau ke bawah. (c) Adnaya uang palsu. (d) Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui. (e) Jika selisih yang terjadi karena keslahan pencatatan atau sebab- sebab lain yang dapat diketahui, maka untuk memperbaikinya harus dibuat jurnal perbaikan (koreksi). Dwix (2013)

Kesimpulan
Kas merupakan alat pertukaran (pembayaran) atau juga aset yang menjadi pemula siklus operasi yang dipergunakan masyarakat sebagai dasar dalam merencanakan kebutuhan dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan . Kebutuhan kas atau Cash Flow dimasa yang akan datang maka dengan adanya kas masyarakat dapat mengatur penerimaan dan pengeluaran uang dalam kehidupan sehari-hari dangan lebih efektif dan juga dalam teori keilmuan dibidang akuntansi dapat mengembangkan teori kas tersebut. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan maksimal, baik penerimaannya maupun penggunaannya.

Daftar Rujukan
Dwix, A. (2013). Akuntansi Kas. Diambil 30 Mei 2016, dari
Ahmad. (2011). Kas. Diambil 6 Juni 2016, dari
Febriza. (2011) Pengertian Kas Dan Bagiannya. Diambil 29 Mei 2016, dari https://muhammadfebriza.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-kas-dan-bagiannya
Soemarso, S. R., (2007). Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu. Diambil 8 Juni 2016, dari
            http://elib.unikom.ac.id./file/disk1/125/jbptunikompp-gdl-s1-2007-euisnanini-6224-bab-ii.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar