Dalam
kehidupan sehari-hari,
kas sangat penting baik
dalam rumah tangga konsumsi,
maupun rumah tangga
produksi (perusahaan).
Hampir setiap kegiatan
dalam perusahaan
berkaitan dengan dana
kas. Seperti
yang kita ketahui kas
merupakan uang tunai, baik kertas maupun logam. Tetapi, dalam pengertian umum kas merupakan alat
pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. sedangkan menurut Soemarso (2007), kas adalah segala sesuatu (baik
yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima
sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Kas tidak hanya
berupa uang kertas atau logam, kas juga
dapat berbentuk cek, contohnya seperti (1) Simpanan di bank dalam bentuk giro. (2) Treveler’s chek yang
digunakan khusus untuk perjalanan.
(3) Momey order yaitu surat perintah membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan keperluan pengguna. (4) Cashier’s chek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk suatu saat dicairkan di bank itu juga.
(5) Bank
draft, yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah melalui penyetoran terlebih dahulu di bank pembuat.
(Febriza, 2011)
Selain itu, ada beberapa yang tidak termasuk dalam kas
seperti : (1) Cek mundur yaitu cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal
sekarang. (2) Deposito berjangka yaitu simpanan yang penerikannya hanya bisa
dilakukan pada waktu tertentu. (3) Berbagai surat berharga. (5) Wesel atau
catatan dari surat-surat perjanjian yang diharapkan. (6) Kas yang diselisihkan untuk tujuan tertentu dalam bentuk dana (funds). Misalnya diselisihkan untuk membayar deviden, untuk pelunasan pinjaman obligasi dan lain-lain. Karena kas
memiliki sifat,
antara lain volume fisik kecil, nilainya tetap (sebesar nilai nominalnya), tidak adanya identifikasi pemilikan dan sangat mudah dipindahtangankan, maka untuk mencegah terjadinya penyelewengan perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas dan
berbagai surat berharga. (Ahmad, 2011)
Ciri-ciri
kas adalah dapat digunakan
segera sebesar nilai
nominalnya. Sehingga yang
tidak dapat digunakan
segera sebagai alat
pembayaran dan tidak sesuai
dengan nilai nominalnya
tidak dapat digolongkan
sebagai kas. Fungsi
kas dalam suatu perusahaan
sangatlah penting, karena
hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas. Tanpa kas kegiatan suatu perusahaan tidak akan bisa berjalan lancar.
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang
bagaimana cara pengawasan terhadap kas? bagaimana cara menghitung uang kas ? apakah
penyebab terjadinya selisih kas ? Diharapkan kepada pembaca untuk dapat
memahami inti dari pembahasan artikel ini sehingga mampu untuk
mengaplikasikannya dalam dunia kerja perusahaan.
Pengawasan Kas
Karena
sifatnya yang sangat
mudah dipindah tangan
dan tidak dapat dibuktikan
pemilikannya, kemungkinan
terjadinya penyelewengan
akan besar, maka
perlu adanya pengawasan
yang ketat terhadap kas.
Dalam penerimaan uang, langkah-langkah pengawasan
intern perusahaan
terhadap kas antara
lain (1) Menetukan
fungsi-fungsi dalam
penerimaan secara jelas,
dan menetapkan agar setiap
penerimaan kas segera
dicatat dan disetor ke
bank. (2) Mengadakan
pemisahan fungsi antara
pengurus/perusahaan (penerimaan dan
penyimpanan) dengan pencatatan
kas. (3) Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas (4)
Menetapkan
pelaksanaan laporan
kas setiap hari. Sedangkan dalam pengeluaran uang langakah-langkah
pengawasan kas yang perlu dilakuakan pertama adalah (1) Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran
kecil dibayar dari
kas kecil. (2) Penulisan
cek hanya dilakukan
apabila didukung bukti-bukti (dokumen-dokumen yang lengkap) atau digunakan sistem voucher. (3)
Pembentukan kas kecil yang diawasi dengan ketat.
(4) Melakukan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.
Langkah terakhir, perusahaan tinggal melakukan
pemeriksaan intern
dalam waktu yang tidak
tentu dan penetapan
untuk membuat laporan kas harian.
Jadi, untuk
menerapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas tersebut,
kita perlu
membentuk dana kas kecil (petty cash funds). Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
dibayar dengan cek. Setelah itu kita mengadakan rekonsiliasi antara saldo kas menurut laporan bank untuk setiap periode dan menggunakan system voucher dalam melakukan pembayaran atau pengeluaran uang.
Perhitungan Uang Kas
Dalam melalukan pemeriksaan terhadap kebenaran pencatatan uang kas, perlu diadakan perhitungan uang kas yang dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang
pertama adalah pemeriksaan
saldo kas melalui catatan
yang ada yaitu saldo
awal ditambah penerimaan
kas dan dikurangi
pengeluaran kas. Sedangkan cara ke dua yaitu pemeriksaan saldo kas secara fisik, yaitu menghitung uang yang ada di dalam kas dan menghitung semua yang termasuk kas (Dwix,
2013).
Dalam melakukan pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, secara umum dibuat bagan sebagai berikut:
Saldo kas
awal bulan
Rp.
XXX
Penerimaan
kas selama satu bulan
Rp.
XXX +
Rp.
XXX
Pengeluaran
kas selama satu bulan
Rp.
XXX -
Saldo kas
akhir bulan
Rp.
XXX
Pemeriksaan
saldo kas secara fisik,
dilakukan dengan cara
menghitung fisik uang
tunai yang ada pada
brangkas serta semua yang
termasuk kas (cek, bilyet
giro, buku simpanan pada
bank dan yang lainnya). Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pemeriksa, disaksikan oleh dua orang atau lebih dan diawasi oleh akuntan (jika perusahaan menggunakan jasa akuntan).
Selisih Kas
Jika
terdapat perbedaan selisih
antar jumlah uang kas
menurut buku dengan jumlah
yang ada secara fisik,
perlu diadakan penelitian
secara seksama, untuk
mengtahui sebab- sebab
terjadinya perbedaan
tersebut Dwix (2013);: (a) Kesalahan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas atau pun jurnal pengeluaran kas. (b)
Adanya penerimaan
atau pembayaran yang
ada nilai recehan
(kecil), kemudian dibulatkan
ke atas atau ke bawah. (c) Adnaya uang palsu. (d)
Sebab-sebab yang
sama sekali tidak dapat diketahui. (e)
Jika selisih yang
terjadi karena keslahan pencatatan atau sebab- sebab lain yang dapat diketahui, maka untuk memperbaikinya harus dibuat jurnal perbaikan (koreksi). Dwix
(2013)
Kesimpulan
Kas merupakan alat pertukaran (pembayaran) atau juga aset
yang menjadi pemula siklus operasi yang dipergunakan masyarakat sebagai dasar
dalam merencanakan kebutuhan dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat
dipergunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan . Kebutuhan kas atau Cash
Flow dimasa yang akan datang maka dengan adanya kas masyarakat dapat mengatur
penerimaan dan pengeluaran uang dalam kehidupan sehari-hari dangan lebih
efektif dan juga dalam teori keilmuan dibidang akuntansi dapat mengembangkan teori
kas tersebut. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan
maksimal, baik penerimaannya maupun penggunaannya.
Daftar
Rujukan
Dwix, A. (2013). Akuntansi Kas. Diambil 30 Mei 2016, dari
Ahmad. (2011). Kas. Diambil 6 Juni 2016, dari
Febriza. (2011) Pengertian Kas Dan Bagiannya. Diambil 29
Mei 2016, dari https://muhammadfebriza.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-kas-dan-bagiannya
Soemarso, S. R., (2007). Akuntansi Suatu Pengantar Buku
Satu. Diambil 8 Juni 2016, dari
http://elib.unikom.ac.id./file/disk1/125/jbptunikompp-gdl-s1-2007-euisnanini-6224-bab-ii.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar