Rabu, 08 Juni 2016

ANALISA PERILAKU KONSUMEN BERDASARKAN PENDEKATAN KARDINAL (FOURIZKI JOHAN YUPHIANANDA)

Menurut Richard Lipsey (1988), “ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang sumber daya (pemuas kebutuhan) yang langka, sementara kebutuhan manusia beragam dan tak terbatas.” barang ekonomis adalah benda / jasa yang cara mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Dalam ilmu ekonomi mikro, banyak dibahas tentang perekonomian yang melibatkan perusahaan dan manusia atau individual yang bersifat komoditas maupun jasa, tetapi dalam artikel yang penulis buat kali ini, saya akan banyak membahas tentang perilaku konsumen.
Dalam menentukan permintaan terhadap sebuah produk, pasti konsumen memiliki perilaku – perilaku yang mempengaruhi keputusannya. Salah satu perilaku seorang konsumen yang rasional adalah konsumen tersebut akan memaksimalkan kepuasannya. Untuk memaksimalkan kepuasan seorang pelanggan, dalam ilmu ekonomi mikro bisa diukur dengan menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu pendekatan cardinal, pendekatan ordinal, dan juga pendekatan atribut. Pada artikel saya kali ini, saya akan membahas tentang mengukur kepuasan maksimal pelanggan yang rasional berdasarkan pendekatan cardinal.

Perilaku Konsumen Berdasarkan Pendekatan Kardinal
Dalam pendekatan cardinal, nilai kepuasan dapat diukur dengan menggunakan satuan kepuasan (utility). Pada suatu periode tertentu, jika seseorang mengkonsumsi barang secara terus – menerus, maka pada awalnya tambahan kepuasan (marjinal utility) akan bernilai tinggi, kemudian turun terus sampai mencapai nol bahkan negative. (Gossen, 1854)
Akibatnya, total kepuasan yang semula rendah, akan terus naik sampai mencapai maksimum, kemudian turun terus hingga mencapai nol bahkan negative. Untuk mengetahui total kepuasan konsumen yang maksimal, bisa dilihat dari tiga kondisi, yaitu ketika kondisi barang gratis, ketika kondisi barang tidak gratis dan ketika ada kombinasi barang yang dikonsumsi oleh konsumen.

Ketika barang yang dikonsumsi bersifat gratis
Jika barang yang dikonsumsi bersifat gratis, maka di dalam buku Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Sukirno, 2003, hlm. 213) disebutkan bahwa konsumen akan terus mengkonsumsi barang tersebut hingga tambahan kepuasan (marginal utility) yang diberikan oleh barang tersebut mencapai 0. Untuk lebih jelasnya kita lihat table berikut :
Unit ke
Marginal utility
Total utility
1
8
8
2
7
15
3
6
21
4
5
26
5
4
30
6
3
33
7
2
35
8
1
36
9
0
36
10
-1
35

Dalam tabel disamping dapat kita simpulkan bahwa nilai tambahan kepuasan (Marginal utility) suatu barang pada awalnya akan memberikan nilai yang tinggi namun jika terus menerus dikonsumsi maka tambahan kepuasannya akan semakin berkurang hingga mencapai nol bahkan negative. Hal ini sesuai dengan Hukum Gossen 1. Maka dari itu, jika barang tersebut bersifat gratis, maka konsumen akan mengkonsumsi barang itu hingga ia mencapai total kepuasan (total utility) yang maksimal, dimana barang tersebut sudah tidak mampu lagi memberikan tambahan kepuasan terhadap konsumen.




Ketika barang yang dikonsumsi bersifat tidak gratis
Jika barang yang dikonsumsi bersifat tidak gratis, maka di dalam buku Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Sukirno, 2003, hlm. 217) disebutkan bahwa konsumen akan mengkonsumsi barang tersebut hingga tambahan kepuasan (marginal utility) yang diberikan oleh barang tersebut nilai nya sama dengan harga barang tersebut.
Hal tersebut dikarenakan oleh total surplus yang diperoleh oleh konsumen tidak akan maksimal jika konsumen membeli barang dengan harga dan jumlah tertentu, sedangkan barang tersebut sudah tidak mampu lagi menambahkan tambahan kepuasan bagi konsumen tersebut. Begitu juga sebaliknya, konsumen tidak akan berhenti membeli barang tersebut dengan harga dan jumlah tertentu, jika barang tersebut masih bisa memberikan tambahan kepuasan bagi konsumen. Maka dari itu, total surplus konsumen adalah cerminan dari fungsi permintaan konsumen.

Ketika dalam kondisi kombinasi
Di dalam buku Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Sukirno 2003, hlm. 219) disebutkan bahwa ketika konsumen dihadapkan pada situasi ingin membeli 2 barang yang berbeda dan memiliki nilai guna yang berbeda dengan dana yang terbatas, konsumen akan melakukan pembelian barang tersebut dengan kombinasi yang terbaik. Yang dimaksud dengan kombinasi terbaik adalah ketika konsumen mampu menyamakan nilai tambahan kepuasan untuk setiap harga dari dua barang tersebut.
 Perilaku konsumen sangat berpengaruh pada setiap kegiatan ekonomi. Maka dari itu, jika ingin menjadi produsen yang baik, kita harus bisa menganalisa perilaku konsumen agar barang yang kita produksi bisa diterima oleh konsumen dengan baik. Di dalam artikel yang saya tulis, sudah saya bahas tentang salah satu cara menganalisa perilaku konsumen dengan melakukan pendekatan cardinal, namun cara tersebut bukanlah satu – satunya cara untuk menganalisa hal tersebut. Selain menggunakan pendekatan cardinal, ada dua cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan ordinal dan pendekatan atribut. Maka dari itu, alangkah baiknya jika pembaca juga membaca artikel saya selanjutnya yang berjudul “Perilaku konsumen berdasarkan pendekatan ordinal.” Semoga artikel yang saya tulis ini bisa berguna bagi pembaca. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya, semoga pembaca berkesan untuk memberikan saran, masukan atau pendapat yang mampu memperbaiki artikel yang saya tulis.

Daftar Rujukan
Sadono, S. (2003). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Richard G. Lipsey, 1989. "Agendas for the 1988 and Future Summits," Canadian Public Policy, University of Toronto Press, vol. 15(s1), pages 87-91, Februari.
Gossen, HH. (1854, July 13). Personal Interview

Tidak ada komentar:

Posting Komentar