Menurut
Richard Lipsey (1988), “ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang sumber
daya (pemuas kebutuhan) yang langka, sementara kebutuhan manusia beragam dan
tak terbatas.” barang ekonomis adalah benda / jasa yang cara mendapatkannya
diperlukan pengorbanan. Dalam ilmu ekonomi mikro, banyak dibahas tentang
perekonomian yang melibatkan perusahaan dan manusia atau individual yang
bersifat komoditas maupun jasa, tetapi dalam artikel yang penulis buat kali
ini, saya akan banyak membahas tentang perilaku konsumen.
Dalam
menentukan permintaan terhadap sebuah produk, pasti konsumen memiliki perilaku
– perilaku yang mempengaruhi keputusannya. Salah satu perilaku seorang konsumen
yang rasional adalah konsumen tersebut akan memaksimalkan kepuasannya. Untuk
memaksimalkan kepuasan seorang pelanggan, dalam ilmu ekonomi mikro bisa diukur
dengan menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu pendekatan cardinal, pendekatan
ordinal, dan juga pendekatan atribut. Pada
artikel saya kali ini, saya akan membahas tentang mengukur kepuasan maksimal
pelanggan yang rasional berdasarkan pendekatan cardinal.
Perilaku Konsumen
Berdasarkan Pendekatan Kardinal
Dalam
pendekatan cardinal, nilai kepuasan dapat diukur dengan menggunakan satuan
kepuasan (utility). Pada suatu periode tertentu, jika seseorang mengkonsumsi
barang secara terus – menerus, maka pada awalnya tambahan kepuasan (marjinal
utility) akan bernilai tinggi, kemudian turun terus sampai mencapai nol bahkan
negative. (Gossen, 1854)
Akibatnya,
total kepuasan yang semula rendah, akan terus naik sampai mencapai maksimum,
kemudian turun terus hingga mencapai nol bahkan negative. Untuk mengetahui
total kepuasan konsumen yang maksimal, bisa dilihat dari tiga kondisi, yaitu
ketika kondisi barang gratis, ketika kondisi barang tidak gratis dan ketika ada
kombinasi barang yang dikonsumsi oleh konsumen.
Ketika barang yang dikonsumsi
bersifat gratis
Jika
barang yang dikonsumsi bersifat gratis, maka di dalam buku Pengantar Teori
Mikro Ekonomi (Sukirno, 2003, hlm. 213) disebutkan bahwa konsumen akan terus
mengkonsumsi barang tersebut hingga tambahan kepuasan (marginal utility) yang
diberikan oleh barang tersebut mencapai 0. Untuk lebih jelasnya kita lihat
table berikut :
Unit ke
|
Marginal
utility
|
Total utility
|
1
|
8
|
8
|
2
|
7
|
15
|
3
|
6
|
21
|
4
|
5
|
26
|
5
|
4
|
30
|
6
|
3
|
33
|
7
|
2
|
35
|
8
|
1
|
36
|
9
|
0
|
36
|
10
|
-1
|
35
|
Dalam
tabel disamping dapat kita simpulkan bahwa nilai tambahan kepuasan (Marginal
utility) suatu barang pada awalnya akan memberikan nilai yang tinggi namun jika
terus menerus dikonsumsi maka tambahan kepuasannya akan semakin berkurang
hingga mencapai nol bahkan negative. Hal ini sesuai dengan Hukum Gossen 1. Maka
dari itu, jika barang tersebut bersifat gratis, maka konsumen akan mengkonsumsi
barang itu hingga ia mencapai total kepuasan (total utility) yang maksimal,
dimana barang tersebut sudah tidak mampu lagi memberikan tambahan kepuasan
terhadap konsumen.
Ketika barang yang dikonsumsi bersifat
tidak gratis
Jika
barang yang dikonsumsi bersifat tidak gratis, maka di dalam buku Pengantar
Teori Mikro Ekonomi (Sukirno, 2003, hlm. 217) disebutkan bahwa konsumen akan
mengkonsumsi barang tersebut hingga tambahan kepuasan (marginal utility) yang
diberikan oleh barang tersebut nilai nya sama dengan harga barang tersebut.
Hal
tersebut dikarenakan oleh total surplus yang diperoleh oleh konsumen tidak akan
maksimal jika konsumen membeli barang dengan harga dan jumlah tertentu,
sedangkan barang tersebut sudah tidak mampu lagi menambahkan tambahan kepuasan
bagi konsumen tersebut. Begitu juga sebaliknya, konsumen tidak akan berhenti
membeli barang tersebut dengan harga dan jumlah tertentu, jika barang tersebut
masih bisa memberikan tambahan kepuasan bagi konsumen. Maka dari itu, total
surplus konsumen adalah cerminan dari fungsi permintaan konsumen.
Ketika dalam kondisi kombinasi
Di
dalam buku Pengantar Teori Mikro Ekonomi (Sukirno 2003, hlm. 219) disebutkan
bahwa ketika konsumen dihadapkan pada situasi ingin membeli 2 barang yang
berbeda dan memiliki nilai guna yang berbeda dengan dana yang terbatas,
konsumen akan melakukan pembelian barang tersebut dengan kombinasi yang
terbaik. Yang dimaksud dengan kombinasi terbaik adalah ketika konsumen mampu
menyamakan nilai tambahan kepuasan untuk setiap harga dari dua barang tersebut.
Perilaku
konsumen sangat berpengaruh pada setiap kegiatan ekonomi. Maka dari itu, jika
ingin menjadi produsen yang baik, kita harus bisa menganalisa perilaku konsumen
agar barang yang kita produksi bisa diterima oleh konsumen dengan baik. Di
dalam artikel yang saya tulis, sudah saya bahas tentang salah satu cara
menganalisa perilaku konsumen dengan melakukan pendekatan cardinal, namun cara
tersebut bukanlah satu – satunya cara untuk menganalisa hal tersebut. Selain
menggunakan pendekatan cardinal, ada dua cara lain yang bisa dilakukan yaitu
dengan menggunakan pendekatan ordinal dan pendekatan atribut. Maka dari itu,
alangkah baiknya jika pembaca juga membaca artikel saya selanjutnya yang
berjudul “Perilaku konsumen berdasarkan pendekatan ordinal.” Semoga artikel
yang saya tulis ini bisa berguna bagi pembaca. Terima kasih telah meluangkan
waktu untuk membaca tulisan saya, semoga pembaca berkesan untuk memberikan
saran, masukan atau pendapat yang mampu memperbaiki artikel yang saya tulis.
Daftar
Rujukan
Sadono, S. (2003).
Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Richard
G. Lipsey, 1989. "Agendas for the 1988 and Future Summits,"
Canadian
Public Policy, University of Toronto Press, vol.
15(s1), pages 87-91, Februari.
Gossen, HH. (1854, July
13). Personal Interview
Tidak ada komentar:
Posting Komentar